ketika kehidupan berada pada titik yang membawa aku hanyut dalam kekosongan yang terasa terus menghimpit sepanjang nafas ini aku hembuskan. setiap pagi yang berat menghantar hari-hari yang penuh ketiadaan. Nurani selalu meyakini bahwa tubuh ini punya secercah harapan yang mampu menerangi sekitarnya, tapi kelam demi kelam lebih nyata mendominasi sehingga aku bak terjebak dalam lingkaran yang membuatku hilang dari hamparan sekitarku.
harapan itu bersembunyi diantara sesal-sesal yang berseru dalam hati, harapan itu tertata rapi dibalik daun-daun jendela mimpi yang tak teraih, harapan itu menghiasi jiwa hanya saja luput dari indera nurani.
di setiap pagi yang berat, aku berdiri menatap kosongnya pengharapan. takutku menyusup mengisi setiap lubang-lubang bimbang dalam jiwa ini. aku takkan berpaling dan berbalik tuk menghapus setiap langkah yang telah berjejak tapi aku tetap terus melangkah dan perlahan demi perlahan menuju arah yang seharusnya.
persembunyian ini takkan selamanya, lingkaran ini takkan selalu menjeratku. yakinku kan membawaku menuju pagi yang damai, tanpa sesak yang terus larut dalam nadiku. yakinku akan berdiri menantang arah, penuh dengan kebisingan-kebisingan harapan yang akan membelah sunyi nya ketiadaan dan yakinku akan membuat sekitarku menyadari bahwa aku telah menerangi sisi-sisi kelam yang tak terjamah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar